IISMA atau Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) adalah program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk merasakan kuliah di luar negeri.
Kesempatan ini turut dirasakan oleh Frida Febrianti Kirana, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga. Selama satu semester, dia merasakan perkuliahan di University of Pecs, Hungaria.
Terkesan saat Nyebrang Jalan
Dia merasa terkesan dengan lingkungan di sana. Frida menceritakan, saat menyeberang jalan, seseorang tinggal melangkah dan mobil-mobil di sana akan langsung berhenti meski jaraknya masih jauh dan tidak ada lampu.
“Kalo orang-orangnya individualis, dan kalo dibandingin sama surabaya lebih modern surabaya. Transportasinya lebih jalan di sana, tapi masih pakai kertas,” ujarnya, dikutip dari rilis laman kampus Unair.
Lingkungan tempat tinggal Frida pun tergolong sepi. Kebanyakan penghuninya adalah orang tua dan pelajar internasional. Menurutnya, masyarakat di sana tergolong individualis.
Tidak Banyak Kesulitan saat Kuliah
Selama mengikuti IISMA, Frida mengaku tidak mengalami banyak kesulitan. Dia merasa nyaman dengan mata kuliah di University of Pecs karena memang menyukainya.
Namun, Frida mengaku kesusahan dalam budgeting atau manajemen keuangan. “Karena di sana kita liatnya pakai mata uang sana, kalo ga bisa budgeting ya bisa abis,” kata dia.
Selama kuliah di Hungaria, Frida mengambil mata kuliah organization of behavior. Pelajaran ini juga dia dapat di FKM Unair semester enam. Frida menyebut program yang diambilnya itu menjadi inspirasi untuk judul skripsi.
Saat mengikuti IISMA, Frida tidak hanya kuliah. Soal pengalaman nonakademik, dia menjalani country presentation atau memperkenalkan negara masing-masing.
“Se-simple kita ngejelasin tentang makanan ini itu asalnya dari mana kaya ada kebanggaan tersendiri gitu. Selain itu, aku belajar untuk bisa sendiri, survive sendiri,” ucapnya.
Dia berpesan kepada para pendaftar IISMA, apabila memang sudah niat, maka harus fokus. Menurutnya proses mendapatkan beasiswa ini tidak mudah.
“Mungkin keliatannya kaya cuma essay doang. Abis itu interview, terus bisa jalan-jalan keluar negeri. Aslinya prosesnya ngga akan mudah, tapi menurut aku worth it untuk dicoba,” katanya berpesan.
More Stories
Pendidikan: bagaimana nada dan suara guru memengaruhi motivasi dan kepercayaan diri siswa
Ada Beasiswa Kuliah S2 Gratis di Swedia, Cek Persyaratannya
Kemdikbud Buka Diklat Mendongeng, Guru PAUD Wajib Daftar!